Masuk Secara Ilegal 2 Orang Warga Malaysia Tetapkan jadi Tersangka Keimigrasian

NUNUKAN – Dua orang berkewarganegaraan Malaysia ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan pelanggaran masuk dan keluar wilayah Indonesia secara ilegal.

Kedua WNA tersebut adalah Mohammad Fahturahman Bin Ondah (20) dan Muhammad Rizuan Bin Samsu Alam (25).

Kepala Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Ryan Aditya melalui Kasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Jodhi Erlangga, menjelaskan proses hukum terhadap dua orang WNA yang melakukan pelanggaran masuk dan keluar wilayah Indonesia secara ilegal telah mengalami perkembangan signifikan.

Mohammad Fahturahman Bin Ondah, pemegang paspor dan IC Malaysia, diamankan oleh Petugas Angkatan Laut yang bertugas di Pos Angkatan Laut Sebatik Utara pada tanggal 03 April 2024 saat melintas dengan sebuah speedboat yang diyakini digunakan untuk mengangkut barang secara ilegal melalui jalur Tawau Somel (Sebatik).

“Diduga membawa 30 botol kosmetik dengan tujuan mengantar ke Lalesalo sebelum kembali ke Tawau, Malaysia, melalui jalur ilegal di Pulau Sebatik,” terangnya.

Sementara itu pada tanggal 16 April 2024, penangkapan juga dilakukan terhadap Muhammad Rizuan Bin Samsu Alam, yang juga seorang warga negara Malaysia.

“yang bersangkutan diduga terlibat dalam upaya ekspor minyak kemiri secara ilegal melalui jalur yang sama Barang bukti yang ditemukan termasuk sebuah speedboat bermesin 200 PK dengan nomor TW 7318/6/C dan 7200 botol minyak kemiri,” bebernya.

Menurut Jodhi, proses penyidikan terhadap kedua deteni dimulai pada tanggal 6 Mei 2024. Kini, keduanya akan dihadapkan pada tuntutan pelanggaran pasal 113 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yang mengatur tentang sanksi bagi orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia tanpa melalui pemeriksaan resmi. Pasal tersebut memuat ancaman pidana penjara paling lama satu tahun dan/atau denda maksimal Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

“Proses hukum ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menegakkan aturan keimigrasian serta melindungi kedaulatan wilayah negara. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan dan pelaku terkait dalam upaya penyusupan ilegal ke wilayah Indonesia.” imbuhnya.(DV*)