Kasus Diare MBG di Nunukan Dianggap Selesai, Hasil Uji Sampel Diduga Lauk Basi

H. Adama (Baju Hitam)

NUNUKAN – Sempat menjadi berita viral pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di SDN 03 Kabupaten Nunukan para siswanya diduga mengalami mual-mual dan diare.

Namun seiring bergulirnya waktu dan serangkaian pemeriksaan oleh pihak berwenang, termasuk uji sampel, yang akhirnya permasalahan tersebut dianggap selesai. Dan ini disampaikan oleh berbagai pihak.

Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk Nunukan, Aji mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan sample lauk MBG, yang diduga menyebabkan diarenya puluhan murid dan sejumlah guru di SDN 03 Nunukan Selatan, ke BPOM.

Kordinasi, ketua BGN untuk wilayah Nunukan Selatan, Aji Sanjaya (Kaos Hitam), (tim)

Terkait isu dugaan makanan yang disajikan telah basi, Aji tidak membatahnya.

Dimana pihaknya sudah mengirimkan sample lauk MBG, yang diduga menyebabkan mual -mual dan diare puluhan murid dan sejumlah guru di SDN 03 Nunukan Selatan, ke BPOM. Adanya dugaan lauk MBG yang basi, sebagai penyebab. dari dapur satu Yayasan  yang beralamatkan di Jalan Anasta Wijaya, Nunukan Selatan.

“Ada dugaan lauk MBG yang basi, sebagai penyebab yang dipersiapkan dari  dapur Yayasan Abi Al Ummi, yang ada di Jalan Anasta Wijaya, Nunukan Selatan, dengan mempekerjakan 30 karyawan sebagai tukang masak”, ungkapnya.

Pada kesempatan ini Aji menegaskan bahwa program makan bergizi gratis ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi peserta didik, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai karakter. “Melalui kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan tempat makan, dan menghindari perilaku mubazir, kita ingin membentuk generasi yang bertaqwa, bertanggung jawab, dan disiplin”.

Program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi salah satu fondasi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan memiliki karakter yang kuat, pemerintah optimis dapat mencetak generasi yang unggul, berdaya saing, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Terpisah, Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, saat kejadian ada puluhan anak yang terserang diare, dan dilaporkan orang tua mereka ke pihak sekolah.

‘’Kejadian Senin kemarin, minggu kedua penerimaan MBG di sekolah kami. Malamnya, banyak murid kami diare, puluhan jumlahnya,’’ ujar Hairuddin, dihubungi, Kamis (16/1/2025).

kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin (kiri).

Hairuddin mengaku belum tahu berapa jumlah pasti murid muridnya yang sakit usai menyantap makanan MBG. Hanya saja, ia memastikan jumlahnya tidak sedikit. Bahkan beberapa guru, ikut mengalami diare.

‘’Kelas 3 C ada sekitar 17 murid. Kelas 2 B, sekitar 12 murid. Beberapa guru ada juga yang terkena diare. Jadi ada murid yang tidak masuk sekolah, dari pada dibuang, kita persilahkan gurunya menikmati itu,’’ kata Hairuddin lagi.

Gejala perut mual dan berak berak, baru dialami para murid dan beberapa guru menjelang malam.

Kondisi bersamaan tersebut, membuat kecurigaan akibat menu MBG menguat.

‘’Pihak sekolah sudah memanggil penanggung jawab dapur, pengawas, Bhabinsa dan perwakilan BGN kemarin. Kita rapatkan masalah ini,’’ imbuhnya.

Dari pertemuan tersebut, pihak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi dan memperbaiki pelayanan mereka.

Dari sekian banyak pihak, mulai penyedia menu, pihak dapur yang mengolah, petugas pengantaran, hingga pihak pengawas, mengamini kejadian tersebut akibat MBG yang dikonsumsi Senin (13/1/2025) lalu.

Pihak dapur juga mengakui, mereka memiliki jadwal memasak untuk anak yang bersekolah pagi, dimulai menjelang waktu Subuh, dan kembali memasak menu untuk anak anak yang masuk sekolah siang, mulai pukul 09.00 wita.

‘’Kami, pihak sekolah menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus. Begitu juga anak murid kami, ada juga yang tidak mengalami diare, mungkin kebagian lauk yang bagus,’’ tuturnya.

Hairuddin berharap, kasus ini menjadi perhatian serius semua pihak yang bertanggung jawab atas program nasional ini.

Jangan sampai program yang bertujuan mulia, tercoreng akibat peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti kejadian di SDN 03 Nunukan Selatan, dengan jumlah 597 murid yang menjadi sasaran MBG.

‘’Saat ini kasusnya sudah clear ya, pihak pengelola berjanji akan melakukan evaluasi, dan menjamin kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi. Itu harapan kami pihak sekolah, dan tentu harapan semuanya,’’ kata Hairuddin.

Sementara, Kasus dugaan puluhan murid dan sejumlah guru SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, yang diduga mual-mual usai menyantap menu MBG, sudah dianggap selesai juga mendapatkan perhatian dari anggota legislatif Kabupaten Nunukan, H. Adama.

Adama selaku tokoh masyarakat dan anggota DPRD Kab. Nunukan Fraksi PKS, permasalahan tersebut telah selesai, dan diharapkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya bisa terus berjalan.

“Dalam program ini, makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi. Program Makan Bergizi Gratis Indonesia ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi”, tuturnya.

Adama pun menegaskan program Makan Bergizi Gratis merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto. “Jadi kita sebagai masyarakat harus mendukung untuk generasi anak – anak kita nantinya”,pungkasnya. (*tim))