Berbagai Etnis di Nunukan Ikuti Festival Kuliner Tradisional

Bupati Nunukan, Irwan Sabri Kunjungi stand Etnis Tionghoa di Festival Kuliner. (ist)

NUNUKAN – Berbagai etnis hadir menampilkan ragam kuliner tradisional khas masing-masing daerah dalam festival Kebudayaan Daerah yang digelar di Kabupaten Nunukan, Rabu (15/10/2025), yang juga bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Nunukan.

Bupati Nunukan H. Irwan Sabri hadir langsung dalam acara tersebut, Ia didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Abdul Halid, Kepala BKPSDM Surai’i, Kepala Distransnaker Masnadi, serta sejumlah pejabat daerah lainnya.

Mereka berkeliling mengunjungi stan-stan etnis dan mencicipi makanan serta minuman yang disajikan.

Di stan Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB), pengunjung disuguhkan kue putu mayang, bikang, telur penyu, hingga ikan masak Mandar. Sementara Kerukunan Keluarga Toraja menghadirkan buras, ayam masak liku, cabe kotokon, dan minuman markisa segar.

Kerukunan Bubuhan Banjar (KKBB) tak kalah menarik dengan sajian wadai amparan tatak, wadai surabi, ketupat kandangan, dan laksa, sementara itu, KKSU menampilkan aneka kue tradisional yang ditata menyerupai kue ulang tahun. Ada pula papeda dan kudapan lainnya.

Dari Persatuan Dayak Lundayeh, tersaji makanan khas seperti sayur daun ubi tumbuk, umbut pisang, ikan pindang, bitter, nasi beras hitam, serta Luba Laya, nasi lembek yang dibungkus daun pisang.

Ada kuliner Suku Tidung, seperti sambal Mambaring  dan  lauk Kanon Masin Gami yang pedasnya nagih.

Di Lembaga Adat Bulungan juga tampil dengan dudul keton, keton puti mengka gimix, dan kenas masin, sementara Keluarga Kutai dari Kalimantan Timur menyajikan nasi kuning lengkap dengan lauk, serta kue bingka kentang dan putri keraton.

Dari Kerukunan Pakuwaja, makanan khas Jawa seperti rujak cingur, ayam lodho, pecel, lumpur lapindo, sawut pelangi, jadah tempe, gathot, thiwul, es cendol, hingga teh uwuh disajikan. Bupati pun sempat mencicipi teh uwuh.

“Segar sekali minum teh uwuh ini,” ujar Bupati sambil tersenyum, disambut tawa para ibu-ibu yang menjaga stan.

Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) menyajikan makanan khas seperti ilui, singkong, ikan kuah kuning, ikan colo-colo, aneka kue tradisional, serta nasi putih lengkap dengan sambal.

Sementara Kerukunan Keluarga NTT membawa jagung bose, nakut tapo, mudu, rumpu dampe, susuwaha, dan wata kenae tana one.

Di stan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) tersedia saraba, singkong goreng, kapurung khas Palopo, lawa khas Bulukumba, serta aneka kue seperti putu mayang, kampol, serabi, talu biawan, hingga mengkanom lintuk. Salah satu menu yang menarik perhatian adalah Inaul dan Subon Ikan Gala Ancon.

“Inaul ini enak sekali,” ujar Bupati sambil mencicipi kuah Subon Ikan Gala Ancon.

Tak lama kemudian, Bupati juga mencicipi minuman saraba yang hangat.
“Ini enak sekali,” katanya, disambut gelak tawa dari pengunjung.

Kerukunan Massanrempulu menampilkan sajian khas seperti nasu cemba, utan tuttuk, utan buras, pisang telemek, dan bronko.

Sementara Kerukunan Tionghoa menghadirkan kue keranjang yang manis dan lengket. Filosofi di balik kue ini pun dijelaskan langsung oleh perwakilan etnis Tionghoa.

“Memang agak lengket dan manis ya, Pak. Filosofinya supaya kita tetap erat satu sama lain,” ujarnya sembari menyajikan bacang dan teh segar khas Cina.

Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara pun tak ketinggalan menyajikan ikan parende, ikan bilis, kantovi, ayam kampung parende, serta kue kembewe.

Dalam sambutannya, Bupati Irwan Sabri menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat dan keragaman budaya yang ditampilkan dalam festival.

“Melalui Festival Kuliner ini, kita harus pertahankan adat istiadat dan budaya yang ada. Ini untuk anak cucu kita ke depan,” katanya.

“Dan tentu saja, kegiatan ini mempererat tali silaturahmi di antara semua etnis dan suku yang ada di Kabupaten Nunukan.”tambahnya.

Setelah berkeliling, Bupati bersama para kepala OPD dan pejabat lainnya pun menikmati aneka kuliner dari berbagai etnis yang hadir.

Sambil mencicipi satu per satu sajian khas, Bupati Irwan pun tampak menikmati setiap hidangan.

“Semuanya enak-enak. Setiap makanan dan minumannya punya cita rasa khas yang menggugah selera,” ungkap Bupati.

Juliana, salah satu warga yang hadir, mengaku senang bisa mencicipi makanan tradisional yang jarang ia temui.

“Tadi saya makan gado-gado, terus coba juga makanan dari China. Rasanya enak-enak semua,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan. “Semoga ke depannya lebih bagus lagi, pesertanya lebih banyak, dan makin banyak budaya yang ditampilkan lewat kuliner. Seru banget!” tambahnya.

Sementara Manda, pengunjung lainnya, juga tak kalah antusias. “Tadi makan ikan, ayam rica, sambalnya khas Toraja. Terus coba juga makanan khas NTT. Semuanya enak-enak,” katanya.

Festival Kuliner Tradisional ini menjelma menjadi ruang temu yang hangat antara suku, budaya, dan cita rasa menghidupkan semangat keberagaman dan persaudaraan di Bumi Nunukan. (dv)