Jembatan Hidrolik Rusak, Penumpang Kapal Feri dari Nunukan ke Tarakan Tertahan 3 Jam

Penumpang KM Manta yang tertahan di pelabuhan Juata. (mld)

TARAKAN – Kamis (04/07/2024), Sebuah kapal feri (KM Manta) dari nunukan bersandar di pelabuhan penyeberangan Juata Laut Tarakan pada pukul 04.00 wita. Namun walau telah bersandar puluhan penumpang dan kendaraannya tidak bisa turun. Ini dikarenakan jembatan hidrolik yang menghubungkan jembatan dari kapal tidak berfungsi dan berada di terendah, hingga terendam air setinggi paha orang dewasa.

Karena tidak mau menunggu lama, akibatnya sebagian penumpang mulai  anak-anak, satu- satu memilih turun dari samping kapal walau harus menantang maut, salah pijakan bisa tercebur ke laut.

Dan sebagian penumpang karena tak sabar menunggu hingga tiga jam lamanya  air laut surut, mereka  juga  nekat  menyeberang melintas air dengan kondisi jalan yang licin.

Seorang penumpang kapal asal nunukan , Dedy Salman menerangkan, kapal telah sandar pada pukul 04.00 WITA namun hingga pukul 07.00 WITA penumpang belum bisa turun semua.

“Kami sudah sampai jam 4 di pelabuhan, ternyata air pasang, karena jembatan tidak berfungsi, tidak seperti yang dilainya, seperti di palbuhan Nunukan air pasang bisa ikut naik jembatanya”,ujar Dedy.

Dedy mengharapkan segera ada perbaikan jembatan di pelabuhan penyeberangan ini.

“Mudahan-mudahan kedepannya bisa diperbaiki lah terkait jembatan penyeberangan ini, karena ini akses untuk masyarakat, khususnya yang akan  bepergian dari Nunukan ke Tarakan atau sebaliknya “, harap dedy lagi.

Dari hasil  pantauan pada, Selasa (09/07/2024) dan informasi jembatan penghubung ke kapal ini telah rusak lebih dari sepekan.

Mesin hidrolik masih tidak berfungsi  baik untuk naik, ini dikarenakan dinamo penggerak dayanya telah lemah.

Petugas dari unit pelaksana teknis dinas (UPTD) pelabuhan penyeberangan Juata  telah melakukan perbaikan  namun belum bisa kembali normal.

Dhimas Clara Permana, Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Juata mengatakan, Ada sedikit masalah terkait daya , dayanya seperti tidak kuat mengakat secara optimal seperti dulu.

“Belum bisa kembali secara normal , tapi permasalah untuk naik, sekarang permasalahannya diangkat berat,   ketika kita gerakan mesin naik, dinamonya tidak kuat jadi mati secara otomatis dia mengamankan diri untuk mati (safety)”, ujar Dhimas.

Dhimas mengungkapkan pihaknya sebenarnya telah melakukan perbaikan dengan menggunakan teknisi lokal yang biasa menangani alat berat.

Dan Dinas perhubungan Kota Tarakan telah mengajukan anggaran untuk pembelian mesin dinamo yang baru melalui anggaran biaya tambahan (abt) kepada pemerintah Kota Tarakan, yang diperkirakan akan terealisasi pada bulan september 2024 mendatang

“Kita sempat melakukan perbaikan dan setting supaya kita bisa naik namun kecepatan berkurang , jadi pelan-pelan sekali naiknya tapi kalau turun normal , dan agar berfungsi normal ini kita sudah dianggarkan di perubahan semoga bisa terealisasi”, imbuhnya.(mld)