JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menetapkan tiga kabupaten dan 1 kota di Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai lokus pengembangan kawasan kampung perikanan budidaya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu menjelaskan, keempat daerah tersebut ialah Kabupaten Bulungan dan Tana Tidung sebagai kampung udang windu, Kabupaten Nunukan sebagai kampung rumput laut, dan Kota Tarakan sebagai kampung kepiting.
“Salah satu tujuan pengembangan perikanan budidaya adalah peningkatan ketahanan pangan yang dikembangkan lewat komoditas unggulan, kata Tebe, sapaan akrab Tb Haeru Rahayu dalam rilisnya, belum lama ini.
KKP menekankan bahwa kampung perikanan budidaya akan mendorong pola bisnis yang terintegrasi dengan berbasis pada komoditas unggulan dan kearifan lokal, dengan begitu diharapkan akan berdampak terhadap pergerakan ekonomi masyarakat.
Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Supito menyampaikan, tahun ini merupakan awal implementasi pengembangan kampung perikanan budidaya di wilayahnya. Keempat kabupaten ini dikatakan memiliki basis komoditas unggulan yakni rumput laut, udang windu, dan kepiting.
Pihaknya menargetkan dengan adanya kampung perikanan budidaya bakal berkontribusi terhadap peningkatan produksi ikan nasional. Terlebih ketiga unggulan komoditas tersebut dikatakan Supito, juga merupakan target ekspor perikanan.
“Kita berharap ada pergerakan ekonomi yang tercipta dari program ini, tentu melalui kerja sama multistakeholders,” pungkasnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan tiga program terobosan hingga 2024, dua dari program terobosan menjadi tanggung jawab DJPB. Salah satunya adalah pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.
Potensi kekayaan alam yang dimiliki Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), semuanya akan mendatangkan manfaat baik bagi pemerintah maupun masyarakat jika dikelola dengan baik. Seperti potensi kekayaan kelautan dan perikanan yang menjanjikan.
Sebelumnya, Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum juga telah memaparkan potensi kelautan dan perikanan provinsi termuda ini ketika berkunjung ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu.
Gubenur mengatakan, hasil laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi memerlukan wadah untuk tidak sekadar menampung. Namun dapat dikelola secara mandiri.
“Jadi, Pemprov Kaltara punya cita-cita, dimana ada lahan seluas 50 hektar yang di dalamnya ada pelabuhan, cold storage, tempat penampungan ikan, pengolahan hasil laut hingga rumah nelayan,” ucap Gubernur.
Gubernur mengungkapkan, kualitas hasil laut di Kaltara tidak kalah dengan produksi di tempat lain yang sudah lama beroperasi.
“Di Kaltara, saya pernah melihat langsung udang yang besarnya kurang lebih seperti ponsel, bahkan udang yang ada di Aceh saja kalah besar jika dibandingkan dengan Kaltara,” jelasnya.
Gubernur berharap yang menjadi cita-cita Pemprov Kaltara khususnya di bidang kelautan dan perikanan ini dapat didukung pemerintah pusat. Sehingga Kaltara dapat memaksimalkan hasil alamnya yang ada di laut. (dkisp)
foto : ilustrasi/tribunkaltara
Leave a Reply
View Comments