Murai Batu dari Perbatasan Mengudara Menuju Ibu Kota Jakarta

Nunukan (03/08)- Kelestarian sumber daya alam hayati merupakan tanggung jawab kita bersama. Hal ini yang mendasari Tendi menggeluti usaha penangkaran burung di perbatasan Malaysia puluhan tahun lamanya.
Ada beberapa jenis burung yang ditangkarkan Abdullah, antara lain Kacer, Cucak ruwo dan Murai batu.
Burung Murai Batu memiliki keunikan tersendiri seperti celah paruh, burung yang memiliki celah paruh biasanya memiliki vokal di atas rata-rata. Selain itu, bentuk kepala datar menandakan burung tersebut memiliki mentap pemberani dan berkarakter tempur.
Selama bulan Juli lalu, sebanyak 100 ekor Burung Murai Batu telah di sertifikasi Balai Karantina Pertanian Tarakan Wilker Nunukan, yang di lalulintaskan menuju Ibu Kota dengan frekuensi sebanyak 7 kali.
Karantina Pertanian Tarakan wilker Nunukan memeriksa burung tersebut untuk memastikan sehat dan layak untuk dilalulintaskan. Setelah persyaratan administrasi dipenuhi, pejabat karantina hewan wilker Nunukan melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Murai Batu dinyatakan sehat dan layak untuk dilalulintaskan sehingga dapat diterbitkan seterfikat kesehatannnya,” ujar Budi, dokter hewan karantina seusai melakukan pemeriksaan.
Secara terpisah Kepala Karantina Pertanian Tarakan, Akhmad Alfaraby menyampaikan dukungnya terhadap pelestarian sumber daya alam hayati melalui usaha penangkaran. Hal ini sebagai upaya untuk tetap melestarikan plasma nutfah asli Indonesia.
Oleh karena itu, Karantina Pertanian Tarakan siap memfasilitasi pemeriksaan kesehatan media pembawa komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan.(*)