Sebanyak 10 orang Pegawai Negeri Sipil Fungsional Tertentu diambil sumpah jabatannya oleh Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal A. Paliwang yang diwakili oleh Sekretasi Daerah (Sekda) Suriansyah.

Dua diantaranya adalah Suselo dan Sulikah yang sudah menetap di Krayan Selatan selama dua tahun sebagai tenaga pengajar bagi anak-anak di perbatasan, kepada Tim Publikasi KISP Kaltara keduanya menceritakan suka dan duka berjuang mengajar diperbatasan.

“Kendalanya yang pasti listrik, akses internet, serta infrastruktur jalan untuk akses keluar-masuk Krayan itu yang kami butuhkan, karena hanya pesawat satu-satunya akses menuju ke sana,” ungkap Suselo guru biologi yang kesehariannya mengajar di SMAN 1 Krayan ini.

Untuk diketahui biaya pesawat menuju Krayan sebesar 460.000 rupiah per-orang. Biaya tersebut merupakan harga yang telah disubsidi oleh pemerintah.

“Dukanya itu ketika bahan pokok tidak ada, apalagi di tengah pandemi seperti ini bahan pokok harus menunggu dari Tarakan dengan harga dua kali lipat harga normal. Sukanya semua masih serba alami,” ujarnya sembari tertawa.

Suselo (kanan), guru biologi yang mengajar di beranda terdepan negara

Setelah dilantik Suselo bertekad membantu masyarakat perbatasan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Saat ditanya mengenai antusiasme anak-anak Krayan untuk belajar Suselo mengakui semangat belajar mereka yang tinggi.

“Anak-anak di sana tidak berbeda dengan yang di kota, hanya terkendala fasilitas, itulah yang membuat kita sedikit tertinggal. Untuk itu kami berharap perhatian pemerintah kabupaten hingga provinsi agar memperhatikan sarana jalan, karena fasilitas itu yang sangat kami butuhkan,” tutupnya.

Sulikah, Guru Fisika kelahiran Tanjung Palas yang sudah dua tahun mengabdi di Krayan Selatan

Selain Suselo, seorang guru fisika kelahiran Tanjung Palas yang juga sudah mengabdi di Krayan Selatan selama dua tahun, Sulikah juga menyampaikan pendapatnya.

“Senang mengajar disana, dingin tempatnya, masyarakatnya juga ramah pada kami, cuma karena dingin itu kadang sedikit terjadi alergi,” ungkapnya.

Sebagai seorang wanita ada kebutuhan yang sedikit berbeda dengan lelaki, hal ini menjadi tantangan bagi Sulikah sehingga dirinya harus menyiasati kesulitan kebutuhan tersebut ketika ada kesempatan bertugas diluar Krayan.

“Seperti hari ini di Tanjung Selor, saya beli semua kebutuhan yang tidak ada di sana dari sini untuk dibawa kembali, jadi saya hanya beli yang tidak tersedia di sana saja,” ungkapnya.

Terakhir dirinya berharap agar Krayan Selatan lebih maju, dan berharap para pemimpin daerah lebih sering melihat kondisi mereka secara langsung.

“Semoga listrik kami bisa 24 jam, jadi kegiatan belajar mengajar bisa optimal tanpa menggunakan genset yang harus mengantre bensin,” tutupnya.

Untuk diketahui Gubernur Zainal A. Paliwang bersama Wakil Gubernur Yansen TP telah berhasil meloloskan akses jalan Krayan sebagai prioritas nasional untuk segera dikebut dan direalisasikan pada 2023 nanti.

“Infrastruktur jalan yang ada di Krayan harus dapat dibenahi. Termasuk jalan tembus dari Krayan menuju Malinau yang kami targetkan di tahun 2023 sudah terealisasi, sehingga jarak tempuhnya tidak perlu lagi 5 sampai 6 hari,” ujar Gubernur Zainal pada kunjungan ke Krayan 9 April lalu. (RCH)