PNN Diharapkan Berkontribusi Besar Bagi Kaltara

Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie saat meresmikan Politeknik Negeri Nunukan, Kamis (28/1) siang

TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie mengapresiasi atas diresmikannya Politeknik Negeri Nunukan (PNN). Peresmian kampus yang terletak di Nunukan Selatan itu, ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur.

Gubernur berharap pengelolaan kampus dapat memberikan kontribusi yang baik bagi Kaltara. Dengan pendidikan tinggi makin banyak, harapannya dapat meningkatkan cara berpikir dan berperilaku masyarakat khususnya di Kaltara.

Perubahan status ini, setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nomor 42 tahun 2020 tanggal 24 September 2020 tentang Pendirian, Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Nunukan.

Irianto mengungkapkan, PNN  masih dibawah program studi Program Diluar Domisili (PDD) dibawah binaan Politeknik Negeri Samarinda, termasuk status hukumnya.

“Setelah menjadi negeri, kampus ini harus kita pelihara. Kita harus belajar ke negeri tetangga mengenai tata kelola kampus disana. Sebagai provinsi termuda, harus kita siapkan SDM yang terbaik. Tidak hanya narasi, tapi pada tingkat aksi,” kata Irianto, Kamis (28/1).

Selanjutnya, kata dia, status negeri perkembangannya cepat karena didukung dengan statusnya. Dan, pembinaan langsung dari Kemendikbud, tidak lagi Politeknik Negeri Samarinda.

“Sehingga apapun yang diminta PNN, langsung ke Kemendikbud. Jalurnya tidak lagi melewati Samarinda, tetapi jalur langsung ke Kementerian,” ujar Irianto.

Banyak kelebihan usai PNN menjadi negeri. Diantaranya, tanggungjawab sarana prasarana, pengembangan kampus dan sebagainya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.

Dengan status negeri, networking terbuka lebar dengan kementerian.

Tentunya dapat pula bekerjasama dengan politeknik di seluruh Indonesia, bahkan sampai internasional. Misalnya, PNN bisa ikut program pertukaran mahasiswa keluar negeri. “Tidak lagi dinomorduakan, karena dulu masih mengikuti dengan Samarinda. Kalau masih ada orang Samarinda, mahasiswa Nunukan tidak akan terkirim. Begitu juga pertukaran dosen ke luar negeri. Kemudian program kementerian untuk pembinaan dosen, pengembangan kampus langsung dari kementrian ke PNN,” ungkap dia.

Lalu, tambah dia, nama baik dan kepercayaan masyarakat akan muncul. Semakin banyak peminat yang masuk, maka perkembangan akan semakin cepat.

Selain itu, kesempatan dosen dan staf menjadi PNS juga terbuka. Program meningkatkan jenjang dari Diploma III menjadi Strata Satu (S1), Strata 2 (S2) dan kesempatan membuka program studi baru juga semakin terbuka. “Sekarang masih ada empat prodi, yaitu teknologi pengelolaan hasil perikanan, teknik alat berat, teknik sipil infrastruktur perkotaan dan administrasi bisnis,” pungkas Gubernur.(humas)