Program AKAR BASAH, CSR PT Pertamina EP Tarakan Field Berdayakan Warga Binaan Lapas di Nunukan

NUNUKAN  – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field melakukan terobosan dalam pengembangan program CSR perusahaan melalui kolaborasi dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan, Kalimantan Utara. PEP Tarakan Field memperluas Program CSR Aliansi Kerja Bebas Sampah (AKAR BASAH) dengan melibatkan warga binaan Lapas Kelas IIB Nunukan sebagai mitra utama dalam memanfaatkan pengelolaan sampah sehingga bernilai ekonomi dan mampu melestarikan lingkungan. Terobosan ini merupakan langkah progresif untuk memberdayakan kelompok marjinal berbasis lingkungan.

Program AKAR BASAH di Lapas Kelas IIB Nunukan merupakan replikasi dari inisiatif serupa yang dimulai sejak 2021. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Bank Sampah Karya Bersama, Sony Lolong dari Kubedistik, dan pemerintah daerah, PEP Tarakan Field berhasil memformulasikan model pemberdayaan yang mengintegrasikan pengelolaan limbah sampah dengan pelatihan keterampilan.

Replikasi ini diwujudkan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani pertengahan 2023 antara PEP Tarakan Field dan Lapas Kelas IIB Nunukan. Program ini tidak hanya bertujuan mengelola limbah plastik, namun juga mendorong freedom of creativity melalui pengembangan kerajinan batik.

Field Manager PEP Tarakan Cahyo Tri Mulyanto menjelaskan, program ini mengusung tema “Recycle, Re-Purpose: Waste for Activity, Waste for Assimilation.” Program tersebut menjadi sarana asimilasi warga binaan untuk mengembangkan keterampilan selama masa tahanan. Tidak hanya berhenti di kerajinan batik, program ini akan terus berkembang dengan pelatihan-pelatihan baru yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas warga binaan secara berkelanjutan.

Cahyo menambahkan, program pemberdayaan di Lapas Kelas IIB Nunukan ini merupakan perluasan jangkauan Program AKAR BASAH yang bergulir sejak tahun 2021. “Kami memilih mereplikasikan program di lapas untuk lebih jauh menjangkau kelompok rentan lainnya. Warga binaan sama-sama memiliki hak untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak melalui program-program yang bertujuan mengembangkan kapasitas mereka,” imbuhnya.

Kepala Lapas Kelas IIB Nunukan, Puang Dirham, menyampaikan apresiasinya kepada PEP Tarakan Field atas kehadiran, sinergi, dan kolaborasinya dalam memberi pembinaan kepada warga binaan lapas. “Tidak ada proses yang mudah dalam hal meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat. Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan agar dapat dimanfaatkan oleh warga binaan, agar dapat menjadi bekal ketika bebas nanti.”

Tahun 2024 menjadi titik penting dengan dilaksanakannya dua pelatihan utama, yaitu pembuatan canting cap batik dari limbah kertas dan pewarnaan batik dengan bahan alami. Dengan menggandeng Sony Lolong, warga binaan diajarkan cara memanfaatkan limbah kertas menjadi alat cetak batik yang unik. Sedangkan untuk pewarnaan batik dengan bahan alami, pelatihan ini memanfaatkan bahan lokal seperti daun ketapang, kulit batang mangrove, dan daun indigo sebagai pewarna kain sehingga memberikan sentuhan khas pada motif batik hasil karya warga binaan.

Lebih dari 20 warga binaan telah mengikuti pelatihan tersebut. Salah seorang di antara mereka berhasil memperoleh pekerjaan setelah bebas pada Agustus 2023. Kisah ini menjadi bukti bahwa program ini memberikan bekal nyata bagi mantan mitra binaan lapas untuk reintegrasi ke masyarakat.

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Dony Indrawan menjelaskan bahwa Program AKAR BASAH ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, serta pemerintah kecamatan dan kelurahan. “Kami meyakini bahwa kemandirian dan keberlanjutan program memerlukan dukungan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya penerima manfaat langsung dan perusahaan,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya, promosi dan pemasaran produk hasil karya warga binaan dilakukan melalui media massa dan partisipasi dalam pameran-pameran lokal sehingga membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Melalui program AKAR BASAH, PEP Tarakan Field membuktikan bahwa solusi lingkungan dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan. (*)