Nunukan – Inflasi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tercatat tahunan (year-on-year/y-o-y) sebesar 2,32 persen pada September 2025.
Meskipun ada kenaikan harga secara tahunan, inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) tercatat hanya -0,01 persen, yang berarti secara umum harga-harga cenderung stabil bahkan mengalami sedikit penurunan.
Di antara daerah kabupaten/kota di Kaltara, Kabupaten Nunukan menjadi salah satu wilayah yang mengalami deflasi bulanan cukup signifikan, yakni sebesar -0,36 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan, Iskandar Ahmaddien, mengungkapkan bahwa inflasi year-on-year Nunukan tercatat sebesar 1,84 persen.
Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 2,65 persen dan juga lebih rendah dari inflasi gabungan provinsi Kaltara.
“Deflasi bulanan di Nunukan menunjukkan adanya penurunan harga pada beberapa komoditas penting, terutama hasil laut dan sayur-mayur,” kata Iskandar, Rabu (1/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa inflasi year-to-date (y-to-d) atau akumulasi inflasi dari Januari hingga September di Nunukan mencapai 1,62 persen.
Menurutnya, angka tersebut menunjukkan kondisi yang masih terkendali dan jauh dari kekhawatiran gejolak harga menjelang akhir tahun.
“Komoditas yang paling banyak menyumbang inflasi tahunan di Nunukan antara lain tomat, emas perhiasan, ikan bandeng atau ikan bolu, ketimun, dan bawang merah, ini menunjukkan bahwa sektor pangan dan barang konsumsi masih memberi tekanan harga,” ujar Iskandar.
Namun untuk inflasi bulanan, justru jasa seperti tarif gunting rambut pria dan wanita mengalami kenaikan harga, bersama dengan pasir, mangga, dan daging ayam ras.
“Kenaikan di jasa pelayanan dan beberapa bahan pokok memang mendorong inflasi m-to-m. Tapi secara keseluruhan, tekanan tersebut lebih kecil dibanding penurunan harga komoditas lainnya,” tambahnya.
Komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi di Nunukan bulan ini cukup beragam, ikan layang atau ikan benggol, cabai rawit, ikan kembung, ikan bandeng, dan tomat mengalami penurunan harga yang signifikan, cukup kuat untuk menahan laju inflasi secara bulanan.
Jika dibandingkan dengan kota lain di Kaltara, kondisi inflasi Nunukan cukup positif, kota Tarakan mencatat inflasi y-o-y sebesar 2,46 persen dan inflasi bulanan sebesar 0,35 persen.
Sementara itu, Tanjung Selor mengalami inflasi tahunan tertinggi di Kaltara, yakni 2,74 persen, meski mencatat deflasi bulanan paling dalam, sebesar -0,53 persen.
“Artinya, meskipun beberapa daerah mengalami inflasi tinggi secara tahunan, Nunukan masih bisa menjaga harga tetap stabil, bahkan turun secara bulanan ini tentu patut kita syukuri, meski tetap perlu diwaspadai potensi lonjakan harga di bulan-bulan mendatang,” imbuh, Iskandar.(*)
Leave a Reply
View Comments