Berkat viral di tiktok, kakek penjual keripik yang kena gas air mata dapat bantuan donasi dari netizen

SOLO- Sebuah video viral di tiktok @danarbnk ditonton lebih dari 700 K dan disukai lebih dari 68.8 K dengan 1.359 komentar serta dibagikan 4.595 kali. Video tersebut tentang seorang penjual keripik keliling yang terkena gas air mata, saat unjuk rasa pada Jumat malam, 29 Agustus 2025, di kawasan Ngarsopuro, Pasar Pon, Solo, Jawa Tengah.

Agus Widarnako yang merupakan ASN Disporapar Sukoharjo, pemilik akun tiktok @danarbnk menceritakan bahwa dirinya tanpa sengaja bertemu dengan penjual keripik keliling yang bernama Suwardi (58) warga Grobogan, Purwodadi.

“Saat itu sekitar pukul 19-an, kebetulan saya berada di Kota Solo dan terjebak belum bisa pulang ke rumah di Sukoharjo, karena adanya unjuk rasa di kawasan Ngarsopuro, Pasar Pon,” kata Agus Widanarko, Rabu (3/9/2025).

Sedangkan penjual keripik bernama Suwardi yang sehari-hari jualan keliling, juga terjebak di tengah kerumunan massa aksi demonstrasi yang melempari batu ke arah petugas kepolisian, di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Ngarsopuro, Pasar Pon.

“Saya tidak bisa keluar dari kerumunan sampai kena efek gas air. Terus saya ditolong orang sampai bisa menjauh dari sana, tapi mata saya sudah perih,” ungkap Suwardi.

Tetapi setelah menjauh dari lokasi kericuhan, Suwardi dihadang tiga orang tak dikenal dan merampas alat pikul untuk membawa dagangannya. Meskipun sudah mencoba mencegahnya tetapi alat pikul yang terbuat dari bambu tersebut tetap dirampas.

“Tiba-tiba saya didatangi tiga orang dan pikulan saya diambil. Saya bilang itu untuk saya jualan kripik, tapi tetap saja dibawa lari,” lanjutnya.

Hingga akhirnya Suwardi bertemu dengan Agus Widanarko yang biasa dipanggil Danar di kawasan Kampung Baru. “Saya ketemu Pak Suwardi di Kampung Baru saat saya sedang wedangan sambil nunggu suasana aman mau melanjutkan pulang ke Sukoharjo,” ungkap Danar.

“Awalnya saya lihat Mbahe kok mengusap mata terus. Kemudian saya tanya ternyata dia kena efek dari gas air mata dan aku ajak ke air keran deket angkringan untuk bantuin membasuh wajahnya biar gak pedih,” lanjut dia.

“Saya tanya soal dagangannya dan membantunya nglarisi, uang sisa kembaliannya saya berikan dia, untuk dipakai pulang dan membeli makan, karena suasana jalanan Solo situasinya belum kondusif,” jelas Danar.

Setelah video tersebut diuplod di tiktok @danarbnk langsung mendapatkan respon positif dari netizen berbagai kota untuk memberikan donasinya dari mulai Rp 20.000 rhingga Rp 200.000 dengan total Rp 2,2 juta.

“Saya upload di sosial media agar jualan Mbah dilarisi dan ternyata netizen simpati dan menitipkan donasi dalam sehari terkumpul Rp 2,2 juta. Hari ini saya berikan ke Mbah Wardi,” lanjutnya.

Setelah donasi terkumpul, Danar sebenarnya kesulitan untuk menemukan Suwardi, karena lokasi jualannya tidak menentu dan berpindah-pindah. Tetapi kemudian Danar mendapatkan informasi dari penjual Donat yang bernama Sholeh, memberikan lokasi Suwardi yang berada di daerah Nusukan.

Sehingga selain menyerahkan donasi netizen, juga memberikan pikulan, karena pikulan milik Suwardi dirampas massa saat unjuk rasa di kawasan Ngarsopuro, Pasar Pon.


“Hari ini saya dan teman-teman sedang menyalurkan donasi dan bantuan alat pikul kepada Mbah Wardi. Saat itu saya ketemu di kawasan Kampung Baru dan saya melihat Mbah Wardi jalan sambil gemetar dan mengusap mata,” jelas Danar.


Mendapat donasi dari netizen dari berbagai kota di Indonesia, Suwardi merasa senang dan mengucapkan banyak terima kepada semuanya.

“Saya mengucapkan banyak terima kepada banyak orang, nanti uangnya untuk makan dan diberikan kepada kedua anak saya, yang sudah berumah tangga satu dan yang sudah lulus sekolah satu, sudah kerja di bandung,” kata Suwardi tampak bahagia.

Suwardi biasanya menjajakan dagangan mulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga tengah malam, berjalan kaki menyusuri Kota Solo.

Untuk harga keripiknya biasanya Suwardi menjual dari harga mulai Rp 7.000 hingga Rp 8.000. Karena tidak setiap hari pulang ke Grobogan, dan tidak memiliki tempat tinggal di Kota Solo, Suwardi biasanya istirahat dan tidur kadang di masjid-masjid yang dialluinya ataupun di emperan toko di kawasan Singosaren dan Pasar Kembang.

Dari berbagai informasi di media online dan cetak, aksi demo di Kota Solo sempat menimbulkan kekhwatiran masyarakat.

Ada ribuan massa yang terdiri dari pengemudi ojek online (ojol) dan warga di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang meninggal setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Jumat (29/8/2025).

Aksi solidaritas dan unjuk rasa meluas sehingga menimbulkan kerusakan sejumlah fasilitas umum di beberapa lokasi di Kota Solo, termasuk kawasan Gladak dan gedung DPRD Solo. (*is)