Biro SDM Polda Kaltara Laksanakan Pelatihan Trauma Healing Kepada Bintara Remaja

TANJUNG SELOR – Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Kepolisian Daerah Kalimantan Utara, melaksanakan pelatihan Trauma Healing kepada Bintara Remaja (Baja) angkatan 52/55 Polda Kaltara bertempat di Gedung Rupatama Kayan Polda Kaltara. Kamis (12/06/2025)

Pelatihan ini bertujuan membekali anggota Polri dengan keterampilan dan pengetahuan dalam mengatasi dampak trauma. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Polda Kaltara dalam menjaga kesehatan mental para personelnya, yang seringkali dihadapkan pada situasi tertekan dan berpotensi menimbulkan trauma.

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah narasumber kompeten, termasuk Sdr. Nazwa Manurung, M.Psi., Psikolog dan Sdr. Novia Janiceryti, S.Psi. dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Kaltara, yang akan memberikan wawasan dan teknik-teknik penanganan trauma. Selain itu, Kabagpsi Ro SDM Polda Kaltara AKBP Hasan Ariyanto S.Psi., M.Psi., Psikolog. dan seluruh panitia yang terlibat juga turut hadir untuk mendukung kelancaran acara.

Kolaborasi antara kepolisian dan profesional psikologi ini diharapkan dapat memberikan pendekatan yang komprehensif dan efektif dalam proses penyembuhan trauma.

Trauma, sebagai pengalaman yang mengguncang mental dan emosional, bisa berasal dari berbagai peristiwa seperti kekerasan, bencana, kecelakaan, kehilangan orang terkasih, atau pengalaman lain yang menimbulkan rasa takut dan tak berdaya. Dampak trauma ini dapat berlarut-larut, memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Sayangnya, banyak individu yang memendam rasa sakit ini dalam diam. Jika tidak ditangani, trauma bisa berdampak panjang, seperti stres berkepanjangan, depresi, kecemasan, bahkan gangguan dalam kehidupan sosial dan fisik, yang pada akhirnya dapat mengganggu kinerja dan kualitas hidup personel.

Pentingnya memiliki keterampilan dalam mengatasi trauma, baik untuk diri sendiri maupun untuk membantu orang lain, menjadi fokus utama dalam pelatihan ini. Konsep Trauma Healing sendiri bukan hanya soal “melupakan” kejadian menyakitkan, tetapi lebih kepada memulihkan perasaan aman, memperkuat mental, dan membantu individu menemukan kembali harapan serta makna hidup. Proses ini dirancang untuk membantu seseorang bangkit, menata kembali pikirannya, dan menjalani hidup dengan lebih sehat, baik secara emosional maupun sosial, sehingga mereka dapat kembali bertugas dengan optimal.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengenali dan mengatasi trauma. Mereka juga akan diajarkan teknik-teknik yang dapat membantu meraih pemulihan dan membangun ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tekanan tugas. (*)