Ex-Karyawan PT. Sago Prima Pratama dapat Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

NUNUKAN – PT. Sago Prima Pratama Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan menyelenggarakan program Pelatihan Pengelolaan Sampah menjadi Pupuk Organik Komersil melalui Kelompok Rumah Kompos Skala Komunitas Rukonita Permai di Kabupaten Nunukan.

Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari mulai Jumat tanggal 31 Januari sampai dengan Hari Minggu, 2 Februari 2025.

Ada pun peserta berjumlah 18 orang dari Kecamatan di Kabupaten Nunukan seperti dari Kecamatan Sebuku, Nunukan dan Sebatik, yang merupakan ex-Karyawan PT. Sago Prima Pratama, Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membentuk kemandirian ekonomi bagi para ex-Karyawan PT. Sago Prima Pratama di Kabupaten Nunukan.

Program ini sebagai bentuk kepedulian dengan memberikan pelatihan kewirausahaan yang terkait dengan pemasaran, pengelolaan bisnis, Pelatihan pengolahan sampah hingga Eco Enzyme, dilaksanakan secara efektif dengan metode pelatihan yang interaktif.

Dengan menghadirkan narasumber di antaranya Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan Andi Fajrul Syam, S.H., Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Nunukan Muhammad Irfan Ahmad, dengan materinya Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik, Sekertaris Asosiasi Pengusaha Perbatasan Indonesia (Asppindo) Kabupaten Nunukan dan juga Owner Ukm Ariyant, Robiyanti yang menyampaikan materinya dengan judul mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan membangun jiwa Wirausahawan.

Selain itu juga menghadirkan narasumber dari Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan yang berkecimpung di Bidang Usaha Pengolahan Sampah Terpadu, Muh. Nur Masi dengan materinya Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tersisa Terintegrasi Mandiri Pangan Dan Mandiri Energi serta Narasumber Ir. Robbyn S. Mamengko, MM, MP dengan materinya Pengantar Pupuk Organik, serta materi lainnya Eco Enzyme untuk Echo system Perairan.

“Saya harapkan teman-teman semua bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik dan mempraktekkannya, karena secara program itu hal ini tidak hanya berhenti disini saja, jadi teman-teman yang mengikuti pelatihan hari ini, kita dorong untuk UMKM, jadi nanti model bisnisnya disini teman-teman coba lihat dan bisa belajar langsung dengan narasumber kita hari ini, jika teman-teman tertarik untuk membentuk UMKM segera buat proposal dengan model bisnis seperti ini dan kita akan lihat kemungkinannya dukungannya seperti apa, jadi tidak terbatas hanya di pembuatan kompos saja mungkin Eco Enzyme dan lain-lain, ini merupakan point paling penting dari program pelatihan ini” terang Heri Perwakilan dari PT Sago, Senin (3/2/2025).

Kepedulian ini mendapat apresiasi dari anggota DPRD Kabupaten Nunukan yang turut menjadi narasumber.

Menurut Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan Andi Fajrul Syam, S.H., giat yang dilakukan oleh PT. Sago Prima Pratama ini sangat luar biasa sekali meskipun Perusahaan ini sudah tidak beraktifitas atau tidak produksi lagi tapi memberdayakan karyawan atau ex-karyawan yang pernah bekerja di PT. Sago Prima Pratama.  Dan inilah yang menjadi contoh bagi Perusahaan-perusahan yang ada di Kabupaten Nunukan kedepan agar memuat seperti ini juga bagimana karyawan-karyawan yang sudah tidak bekerja di Perusahan-perusahan masing-masing bisa di karyakan Kembali atau dibukakan lapangan usaha seperti itu.

“Kami dari Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan yang memang erat kaitannya dengan pelaku usaha UKM perdagangan Perindustrian dan lain-lainnya, sangat mensuport kegiatan yang sangat baik ini apalagi dengan kegiatan pelatihan pengolahan sampah organik ini ini sangat membantu juga masyarakat. Harapannya kepada peserta semoga dengan adanya pelatihan ini peserta dapat menyerap ilmunya dan kedepan hal-hal seperti ini bisa dijadikan peluang-peluang usaha ke depan sehingga menambah UKM kita dan menambah perputaran ekonomi di Kabupaten Nunukan,” tuturnya, Senin (3/2/2025).

Pada kesempatan yang sama,Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Nunukan Muhammad Irfan Ahmad, mengatakan DLH pada pelatihan ini memberikan gambaran-gambaran usaha dalam pengelolaan sampah dalam bentuk bank sampah utamanya, hal itu karena kami berada di Bidang pengolahan sampah otomatis kami memberikan Gambaran bagimana cara berusaha melalui bank sampah.

Selain itu ia juga mengapresiasi PT. Sago Prima Pratama, meski saat ini PT Sago pasca tambang, namun masih memikirkan tanggungjawab terhadap lingkungan untuk pelestarian lingkungan dan ex-karyawannya.

“saya senang bisa hadir dalam kegiatan ini. Dan mengapresiasi, karena PT sago memikirkan ini semua apa yang bisa mereka lakukan untuk pelestarian lingkungan dan juga mereka memikirkan ex-karyawan dari perusahannya mau kemana mereka, dengan memberikan gambaran-gambaran ide usaha, melalui pelatihan ini.” ujarnya

“Harapan saya, apa yang didapatkan dalam pelatihan ini mudah-mudahan bisa berbekas kepada pesertanya dan jiwa-jiwa wirausahanya itu muncul, karena saat ini mereka sudah lepas atau berhenti bekerja pada PT Sago, berarti dia harus mencari peluang usaha dari gambaran yang kita berikan dari jenis-jenis usaha ini, mudah-mudahan mereka bisa realisasikan dilapangan, dan kami dari DLH tetap bisa memberikan bantuan yang sifatnya legalitas, yaitu SK bank Sampah, mudah-mudahan ada beberapa orang dari peserta hari ini, membawa atau membentuk kelompok bisa membuat bank sampah utamanya dan mengelola sampah di lingkungannya dan tentunya akhirnya bisa Zero Waste dan Zero Emission itu yang kita harapkan nanti nya di lingkungannya kedepannya.”tambahnnya.

Ex-karyawan yang pernah bekerja kurang lebih 9 tahun mulai tahun 2012 – 2022, bagian produksi air bersih (WTP) pada PT. Sago Prima Pratama, Bapak Taruna mengaku senang mengikuti pelatihan yang di inisiasi oleh Perusahaan dimana tempat ia pernah bekerja, paling tidak ia bisa mempelajari bagimana pembuatan pupuk organik dan mendapatkan ilmu baru yang nantinya bisa diaplikasikan di kampungnya yaitu Sebuku.

“kami sangat senang dan yang paling penting mendapatkan ilmunya dulu dan kedepannya bisa dicarikan jalan untuk mengembangkan usah tersebut, harapnya ini bisa diterapkan dikampung karena ditempat kami banyak Masyarakat yang berkebun sawit tanaman lain tidak bisa bertahan karena di wilayah kami sering banjir, disamping itu juga harga pupuk mahal ditempat kami, dengan menerapkan ilmu yang didapat dalam pelatihan ini harapannya kami bisa membuat pupuk sendiri, kalau ada jalan dimana semua usaha juga membutuhkan moda,kami harapkan PT Sago juga bisa membantu modal untuk mesin dalam pengolahan pupuk tersebut.”imbuhnya.(*)