Curhat Warga Kp Enam ke Khairul, Ada Persoalan Banjir, Insentif Dasa Wisma Hingga Sambungan PDAM Gratis

TARAKAN – Dalam agenda pertemuan dengan warga Kelurahan Kampung Enam, Kamis (17/10/204), calon Wali Kota Tarakan, Khairul, mendengarkan aspirasi dan keluhan warga secara langsung. Persoalan belum tersedianya saluran drainase dan masalah banjir menjadi hal utama yang disampaikan warga kepada Khairul.

Selain persoalan banjir, warga juga sampaikan persoalan lainnya mulai dari insentif dasa wisma yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, hingga masalah sambungan PDAM Gratis.

“di wilayah RT 6, ada pemasangan PDAM yang belum terlaksana. Ada sekitar 30 orang. Kemudian kader dasa wisma juga perlu perhatian, karena saat ini honor mereka itu Rp 75 Ribu rupiah,” ungkap salah seorang warga kepada Khairul.

Dalam kesempatan ini, warga juga sempat memberikan apresiasi mengenai realisasi program alokasi dana RT. Salah satu program unggulan yang kembali masuk dalam 20 elaborasi program unggulan Kharisma tersebut memiliki manfaat dan dampak langsung yang dirasakan oleh warga.

Menjawab persoalan yang disampaikan oleh warga Kampung Enam, Khairul menerangkan beberapa program unggulan yang memang sudah dicanangkan jika pasangan Kharisma mendapat amanah di Pilkada 2024.

“Kalau saya ketemu ibu-ibu, bisakah naik (insentif) pak? Sudah saya tulis di janji politik terkait program perbaikan kesejahteraan ASN, tenaga honor, kader dasa wisma dan posyandu. Ada peningkatan insentif sesuai kemampuan keuangan daerah,” terangnya.

Untuk persoalan banjir, Khairul menerangkan, selama periode 2019-2023 ia sudah melanjutkan pengerjaan proyek penanggulangan banjir yang belum diselesaikan oleh era pemerintahan sebelum dirinya menjabat. Komitmen pasangan Kharisma, penuntasan banjir nantinya masuk dalam program prioritas.

“Sebelumnya penuntasan banjir itu tidak menjadi program prioritas kami. Karena pada saat itu di pemerintahan sebelum saya, tagline-nya Tarakan bebas banjir 2018 waktu itu. Tapi ternyata pada saat saya menjabat, ada pekerjaan yang belum selesai (penanganan banjir), itu saya tuntaskan. Termasuk daerah yang paling parah seperti di Karang Balik. Itu panjang prosesnya karena harus membebaskan lahan masyarakat di tengah kota. Kita selesaikan jalannya baru kita selesaikan drainase-nya. Sebengkok sudah selesai, termasuk di karang anyar beberapa sudah kita selesaikan,” jelasnya. (*)