NUNUKAN – Pada bulan Juni 2024, inflasi tahun ke tahun (y-to-y) di Nunukan mengalami kenaikan sebesar 3,28 persen, inflasi bulan ke bulan (m-to-m) melandai, sedangkan inflasi tahun kalender (y-to-d) penjumlahan m-to-m dari Januari – Juni, masih di angka 0,8 Persen.
Hasil tersebut disampaikan Kepala BPS Kabupaten Nunukan, Iskandar Ahmaddien, SST., S.E., S.H., M.M., CRP., CPSp., pada Rilis Inflasi Perkembangan Indeks Harga Konsumen kabupaten Nunukan, Juni 2024, yang dilaksanakan di lt. 4 Kantor Bupati Nunukan, Rabu, (03/07/2024).
“Kalau kita bicara inflasi tahun ke tahun, dari juni 2024 terhadap juni 2023 kita masih mengalami Inflasi, masih ada namanya pergerakan harga yang cukup naik di angka 3,28 persen. kalau kita lihat grafik juni perkembangan inflasi bulan ke bulan April sampai ke Juni kita agak cukup landai, bulan Maret cukup tinggi hampir 1 persen lebih itu mungkin disebabkan faktor lebaran tapi kita harus berhati-hati juga karena kita memasuki musim anak sekolah libur biasa disini nanti mengakibatkan daya beli meningkat sehingga harga-harga juga ikut meningkat misalnya pakaian sekolah dan seterusnya ini juga perlu kita waspadai. Inflasi nasional itu kalau y-to-d (inflasi tahun kalender) nya itu dikisaran 2 – 3,5 persen artinya kita masih di bawah Nasional,” bebernya.
Lanjut, Iskandar, Kalau melihat inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran (m-to-m) disini ada beberapa rincian diantaranya ada makanan, minuman, ada pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, perlengkapan, peralatan rumah tangga, kesehatan, transportasi, informasi, dan seterusnya.
“Yang perlu kita kita lihat adalah transportasi, disini ada kenaikan sedikit 0,4 persen, juga perlu kita waspadai, karena mungkin ada banyak pergerakan ke Tawau dan seterusnya, sehingga kostnya sedikit ada kenaikan meski tidak banyak tidak sampai 0,5 persen hanya 0,4 persen, lainnya ada perawatan pribadi dan jasa lainnya ini naik 0,63 persen, ini juga perlu kita waspadai,” ucapnya.
Selain itu y-on-y, Nunukan di posisi 3,28 persen artinya juli 2024 dibandingkan Juli 2023 kita itu ada kenaikan sekitar 3,2 persen.
“Posisi kabupaten Nunukan masih cukup tinggi, paling rendah kita posisi pada bulan Mei kemarin 2,65 persen,sedangkan di bulan-bulan sebelumnya kita ini di posisi 3 terus, yaitu 2,98 Persen, 3 Persen, 3,92 Persen, 3,17 Persen dan sekarang 3,28 Persen, kita tidak pernah di bawah posisi 2,5 persen.” Ungkap , Iskandar.
“Artinya memang ada pergerakan harga dari tahun lalu dibandingkan tahun ini, kalau kita lihat disini pergerakan harga yang paling banyak menyumbang adalah Juli tahun lalu dibanding tahun ini yaitu pakaian dan alas kaki itu sampai 8,82 persen hampir 10 persen ini juga perlu kita waspadai, karena ini pergerakannya juga cukup besar hampir 10 persen, Kalau kita melihat yang menurun juga memang ada, tapi tidak banyak, hanya di sektor kesehatan -0,96 persen.” tambahnya
Bila bandingkan dengan kabupaten kota yang ada di kaltara, menurut Iskandar, tingkat inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Nunukan sebesar 3,28 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 1,25 persen.
“Perlu kita ketahui bahwa Inflasi itu ada 3 yaitu inflasi tahun ke tahun bulan ke bulan, dan tahun ke klender atau penambahan bulan ke bulan, jadi Inflasi ini bukan kemahalan harga, tapi pergerakan harga atau perubahan harga kalau bahasa Matematikanya Delta,yang kita lihat bukan mahalnya,” terangnya.
“Kalau kita lihat inflasi y-to-y ini mungkin bisa jadi konsentrasi pemerintah daerah, karena kita selalu unggul di y-on-y artinya ada pergerakan harga yang cukup lumayan, dan ini perlu kita waspadai karena posisi kita selama 6 bulan terakhir ini selalu di angka 3, berarti ada 3 persen kenaikan y- on-y,” tambahnya.
Kepala BPS Kabupaten Nunukan beberkan penyumbang utama inflasi bulan Juni 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 2,04 persen, komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah tomat, ikan layang/ikan benggol, beras, cabai rawit, dan bawang merah.
Sedangkan pada kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,49 persen komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah sepatu pria, kerudung/jilbab, baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria, baju muslim pria, dan sepatu anak.
Dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,47 persen. komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah es, nasi dengan lauk, martabak, gado-gado, dan bakso siap santap
“Kita akan melihat setiap bulannya apa saja komoditas penyumbang sehingga itu menjadi prioritas bagaimana pengendaliannya, Kami sebagai penyedia data ini sebagai landasan kebijakan bagi Pemerintah Daerah nantinya, dan setiap ada data-data tidak hanya inflasi kami juga akan rilis supaya bisa jadi dasar kebijakan pembangunan kedepannya.” Imbuhnya.(mld)
Leave a Reply
View Comments