NUNUKAN – Abrasi pantai yang terjadi di desa Tanjung Aru Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kini semakin meresahkan masyarakat.
Bagimana tidak tempat tinggal mereka di RT 04 Dusun Pantai dan RT 16 Dusun mekar Desa Tanjung Aru dan Dusun Rawa Indah pada Desa Bukit Aru Indah, yang dekat dengan pantai, kerap kali dihantam gelombang yang mencapai ketinggian 3,5 meter di pesisir.
Fenomena ini dapat berdampak pada tergerusnya garis pantai dan telah mengganggu permukiman serta infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum. salah satunya membuat jalan semenisasi di lingkungan di pemukiman masyarakat roboh dan tidak lagi isa dilalui.
Masyarakat setempat, sebelumnya telah berupaya melakukan penanganan erosi pantai, dengan menggunakan struktur keras, seperti break water pemecah gelombang, tembok laut, groin atau kombinasi dari jenis pelindung pantai, namun tidak mampu menahan hantaman gelombang hingga ketinggian bisa mncapai air 3,7 meter di ambil dari tabel air.
Kini abrasi yang terjadi menyebabkan masyarakat pesisir menjadi resah, mengingat daratan tempat tinggal mereka selama ini yang menjadi penopang hidup.
Masyarakat sekitar yang tinggal di pesisir pantai tidak lagi merasa tenang, sejak mulainya cuaca buruk yang mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi seperti yang terjadi belakangan ini.
Setiap malam tidurnya terus saja terusik dengan rasa ketakutan oleh ancaman bahaya dari gelombang yang akan menerjang rumahnya.
Untuk mengatasi terjangan ombak yang selalu mengintai rumah penduduk dan nyawa masyarakat disana, masyarakat setempat telah melakukan gotong-royong dengan memasang pengaman seadanya.
Disepanjang pantai dekat rumah masyarakat disusun karung-karung plastik berisi pasir. Namun itu tidak mampu menahan terjangan ombak yang semakin besar dan tinggi.
Salah satu warga di RT. 04, Usman mengaku kondisi ini sudah 6 tahun dan sangat meresahkan, kalau ombak datang, terkadang menghantam Jalan hingga rumah-rumah penduduk, menurutnya di RT 04 ada 8 rumah yang terdampak abrasi jika dibiarkan bisa hancur.
“Kita menderita kalau ombak datang, hingga jalan yang dekat rumah penduduk rusak. Kami berharap perhatian dari pemerintah untuk perbaikan, secepatnya kami di tolong, karena sekarang ini ombak sudah merajalela kalau terus dibiarkan kami masyarakat kawatir rumah tempat tinggal kami akan rusak.” ujarnya, Selasa (20/3/2024).
“Semoga pemerintah dapat memperhatikan kondisi kami ini, yang berada disisi utara, memohon kepada pemerintah untuk membantu perbaiki, disana jalanan juga rusak akibat abrasi, sehingga akses jalan umum warga setempat pun terganggu.” tambahnya.
Senada dengan Usman, Muhammad Nur juga menyampaikan harapannya kepada Pemerintah, agar memperhatikan masyarakat di pesisir pantai Desa Tanjung Aru yang terdampak abrasi ini.
“Kini kami tidak bisa lagi berbuat banyak, sebab bantuan karung berisi pasir yang ditempatkan dekat pondasi bagian belakang rumah sebagai penahan ombak tidak mampu bertahan lama, bahkan sebagian karung itu ikut terseret ombak,” imbuhnya.
Leave a Reply
View Comments