Batik Lapas Nunukan “LaNuka” Kini Masuk Pasar Nasional

NUNUKAN – Siapa sangka batik karya warga binaan lembaga pemasyarakatan kelas IIB Nunukan telah diminati banyak orang, tidak hanya mampu dipasarkan di kabupaten Nunukan saja, namun sudah merambah pasar Nasional.

Kepala Lapas Kelas IIB Nunukan, I Wayan, menerangkan batik –batik hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di bawah bimbingan dan pengawasan tenaga teknik hasil kerja cukup memuaskan, terbukti dengan hasil karya yang sangat diminati dari berbagai kalangan. Dan batik Lapas Nunukan pun pernah dikenakan oleh kementerian Menkum dan Ham di HBP ke 59.

“kami cukup bangga dan senang karena hasil batik karya WBP kami sudah berhasil dan sukses, terbukti pada hari puncak syukuran HBP Ke-59 Bapak Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly beserta Dirjenpas dan jajaran pimti madya lainnya menggunakan baju batik khas Kalimantan Utara murni hasil dari karya warga binaan Lapas Nunukan”,ujar I Wayan.

Dengan  menggambarkan ciri khas Kalimantan dan Nunukan khususnya, kolaborasi motif batik LaNuka dengan batik khas Nunukan yakni Lulantatibu, Pihak Lapas dengan warga binaannya telah melayani pembuatan batik untuk Rumah sakit Umum daerah (RSUD) Nunukan.

Teknisi Pengelola Hasil Kerja pada Lapas kelas IIB Nunukan, Muhammad Arfin, Rabu (04/10/2023) menjelaskan Program batik di Lapas Kleas IIB Nunukan  sudah berjalan sejak tahun 2020 hingga sekarang  terus berjalan dan menjadikan bati hasil warga binaan lapas kelas IIB nunukan  makin diminati.

Selain telah memenuhi pesanan untuk RSUD Nunukan, Kini pihaknya sedang mengerjakan pesanan batik untuk seragam dari instansi , yaitu dari kantor Bea dan Cukai Nunukan dan BP2MI.

“Untuk pemesanan batik Bea dan Cukai yang dibuat adalah batik tulis ada 12 lembar dan untuk BP2MI 20 lembar”, terang Muhammad Arfin.

Menjelang HUT Nunukan Lapas Nunukan juga akan memamerkan hasil karya warga binaan, dimana nanti akan menampilkan 5 lembar kain dengan berbagai warna dan motif.

”Melalui pameran di HUT Nunukan mendatang diharapkan menjadi ajang promosi untuk hasil kerja warga binaan khususnya dalam bidang membatik, selain dipromosikan di butik-butik yang ada di Kabupaten Nunukan”, ujar Arfin.

Untuk Harga kain batik hasil karya lapas Nunukan  per lembar  Rp 350.000 per lembar, dan harga bisa akan lebih tinggi dilihat dari kualitas dan motif.

“Dari hasil penjualan Selain itu menjadi pendapatan, warga binaan juga mendapatkan premi dari hasil kerja kerasnya”,ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Kalapas kelas IIB Nunukan menyampaikan, Kegiatan membatik menjadi sebuah kesempatan yang luar biasa bagi WBP untuk menimba ilmu dalam bentuk life skill,  untuk meningkatkan SDM, dan melalui batik dapat membantu melestarikan budaya daerah Kalimantan Utara serta Nunukan khususnya. (mld*)