Tanjung Selor – Memasuki tahun 2022, Komisi Penanganan AIDS (KPA) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan evaluasi kerja terhadap program-program yang telah dilaksanakan selama tahun 2021.

Memimpin rapat di Ruang Rapat Kantor Gubernur, Senin (17/1/2021), Suriansyah menyampaikan bahwa kinerja KPA yang mungkin belum maksimal di tahun sebelumnya akan menjadi lecutan baginya juga anggota KPA lain untuk terus bekerja keras meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan AIDS di Kaltara.

“Alhamdulillah, kemarin KPA bekerjasama dengan pramuka untuk melaksanakan upaya penanggulangan AIDS di beberapa titik, yakni di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan, hanya saja belum terlaksana dengan maksimal,” ungkapnya.

Selain itu, Suriansyah juga meminta kepada seluruh kelompok kerja (pokja) untuk segera menyusun program kerja tahun 2022. Ia juga berharap agar seluruh pokja mendapatkan sumber daya lain yang dapat membantu proses pelaksanaan program kerja yang disusun.

“Mungkin frekuensi kita bisa lebih besar (tahun ini, red), kalau tahun lalu anggaran itu kan kita terima di akhir tahun, sehingga pelaksanaan program terkesan tergesa-gesa, tahun ini mudah-mudahan pelaksanaan program bisa lebih awal,” jelasnya.

Menilik data yang dipaparkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kaltara, Agust Suwandy mengatakan berdasarkan cakupan prevalensi nasional, di Kaltara terdapat kemungkinan 1.259 kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terdeteksi di Kaltara.

“Tetapi itu baru estimasi dari pihak pusat yang dijadikan rujukan kita untuk menemukan kasus ODA di Kaltara, sehingga angka tersebut bukanlah angka riil di lapangan,” paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan pada tahun 2021 angka temuan kasus ODHA di Kaltara mencapai 141 kasus. Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi pada tahun 2019, temuan kasus ODHA di Kaltara mencapai hingga 204 kasus.

“Kenapa kasus temuan menurun, karena kita masuk dalam masa pandemi dan fokus untuk penemuan kasus memang sangat menurun sehingga temuan kasus pun berkurang drastis,” ujarnya.

Melihat itu, Suriansyah pun meminta untuk tahun ini agar KPA bisa meningkatkan proses screening menyeluruh agar orang-orang yang terinfeksi penyakit tersebut bisa segera di tangani tanpa terkecuali. Ia pun berharap adanya dukungan dari lintas sektor dalam menangani kasus AIDS di Kaltara.