Ekspor Kaltara Tembus ke Delapan Negara Asia

 

TANJUNG SELOR – Ekspor komoditi utama Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kembali menunjukkan eksistensinya di pertengahan tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juli 2021 ada delapan negara yang menjadi tujuan ekspor komoditi utama dari provinsi termuda di Tanah Air ini.

Ke delapan negara di benua Asia itu adalah China, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Vietnam dan China.

“China merupakan negara tujuan ekspor komoditi terbesar Kaltara, yakni mencapai US$ 40,78 juta. Nilai ini lebih rendah dibandingkan bulan Juni 2021 sebesar US$ 65,63 juta,” kata Kepala Bidang Statistik pada Dinas Komunikasi Informasi, Statistik dan Persandian (DKISP) Kaltara, Jufri S.Hut, Kamis (23/9).

Meski begitu, total ekspornya pada periode Januari hingga Juli 2021 lebih tinggi sebesar US$ 267,25 juta, dibandingkan periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 122,70 juta.

Kemudian disusul Malaysia dengan total ekspor mencapai US$ 102,92 juta pada periode Januari hingga Juli 2021 dibanding periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 67,77 juta.

“Sekalipun total ekspor di bulan Juli 2021 lebih rendah US$ 11,81 juta disbanding Juni 2021 mencapai US$ 15,83 juta,” ucapnya.

Selanjutnya ada negara Filipina dengan total ekspor pada periode Januari hingga Juli 2021 sebesar US$ 92,30 juta, lebih tinggi dibandingkan periode Januari hingga Juli 2021 sebesar US$ 61,43 juta.

“Namun dilihat dari bulan per bulan maka pada bulan Juli 2021 justru lebih tinggi sebesar US$ 17,23 juta dibanding bulan Juni 2021 sebesar 16,27 juta,” katanya.

Sementara India total ekspor komoditas utama Kaltara tercatat lebih besar US$ 81,11 juta. Sedangkan periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 80,07 juta.

Pada Juli 2021 total ekspor Kaltara lebih kecil US$ 4,74 juta dibanding Juni 2021 sebesar US$ 4,82 juta.

Total ekspor ke Korea Selatan pada periode Januari hingga Juli 2021 jauh lebih kecil dan hanya sebesar US$ 50,72 juta dibandingkan dengan periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 150,10 juta.

“Namun tidak ada aktifitas ekspsor pada Juni 2021, sementara Juli 2021 ada aktifitas ekspor sebesar US$ 7,74 juta,” ungkap Jufri.

Ekspor komoditi Kaltara ke negara Jepang juga lebih besar sebesar US$ 30,82 juta apabila dibandingkan periode Januari hingga Juli 2020 hanya sebesar US$ 24,61 juta.

Untuk ekspor pada Juli 2021 sebesar US$ 3,44 juta lebih kecil dibandingkan Juni 2021 sebesar US$ 5,20 juta.

Kemudian total ekspor komoditi ke negara Thailand jauh lebih rendah, yakni sebesar US$ 27,56 juta dibanding periode Januari hingga Juli 2021 sebesar US$ 43,00 juta.

Untuk ekspor pada Juni 2021 lebih besar US$ 6,35 juta dibandingkan Juli 2021 sebesar US$ 3,07 juta.

Total ekspor ke negara Vietnan sebesar US$ 11,94 juta jauh lebih tinggi dibanding total ekspor pada periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 4,55 juta. Pada Juni 2021 tidak ada aktifitas ekspor ke negara tersebut, namun memasuki Juli 2021 total ekspor komoditi Kaltara mencapai US$ 9,02 juta.

Sekalipun nilai ekspor Kaltara dari non migas mengalami penurunan sebesar US$ 100,64 juta dari Juni 2021 sebesar US$ 123,75 juta.

Namun pada periode Januari hingga Juli 2021 mengalami peningkatan sebesar US$ 708,32 dibandingkan periode Januari hingga Juli 2020 sebesar US$ 565,70 juta. (els/dkispkaltara)