Tanjung Selor-Merebaknya virus African Swine Fever (ASF) yang menjangkit pada hewan babi mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia, terlebih setelah Malaysia mengkonfirmasi kasus positif pertama pada hewan ternak bulan Februari lalu.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara, sejak awal tahun 2021 telah melakukan langkah pencegahan agar virus flu mematikan yang menjangkit hewan babi ini dapat dicegah sedini mungkin.

“Kita sudah melaksanakan dan meningkatkan kewaspadaan pada seluruh lalu lintas yang berkaitan dengan peternakan babi, mulai dari ternaknya, pakannya, lintas barang dibutuhkan, hingga orang yang berinteraksi langsung kegiatan peternakan karena manusia bisa jadi media penularan virus,” terang Kepala Seksi Kesehatan Hewan DRH. Supardi M.

Supardi menekankan penularan ASF dapat terjadi melalui pakan sisa, terutama sisa perhotelan yang dihuni orang asing dari negara penyebar virus tersebut.

“Mulai sekarang jangan dikasi pakan sisa, itu langkah pencegahan kita,” tegasnya.

Di tengah pandemi yang masih mewabah, tentu adanya virus mematikan pada ternak babi ini menambah panjang daftar tantangan pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat. Untuk itu diharapkan masyarakat tidak mengkonsumsi ternak yang mati disebabkan penyakit.

“Meskipun ASF bukan tergolong penyakit zoonosis (menular ke-manusia), namun jika dikonsumsi itu bisa menyebabkan penyakit juga,” jelas Supardi.

Untuk kasus pasti ASF sendiri di Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara belum bisa memastikan, namun telah ada indikasi yang ditemukan dari beberapa kasus kematian mendadak pada ternak babi.

“Kita sekarang tahap sosialisasi, komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat terutama pada peternak dan masyarakat yang mengkonsumsi daging babi sambil mengumpulkan sampel kasus,” tukasnya.

Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara mengimbau pada peternak agar menggunakan pakan lokal daerah, masyarakat juga diharapkan untuk tidak mengkonsumsi babi untuk saat ini hingga Kaltara dipastikan bebas virus flu babi afrika.

“Saya berarap instansi terkait di kabupaten/kota dapat bertukar informasi, termasuk ke para pemburu jika mendapati hewan liar yang mati untuk segera melapor ke dinas terkait fungsi kesehatan hewan. Jika kemudian flu babi ini ditemukan dapat kita minimalisir,” tutupnya. (Chai/DKISPKaltara)