Tanjung Selor-Dengan semangat kepemudaan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Kaltara, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoenesia (GMNI) Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Bulungan menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Alumni GMNI se-Kalimantan Utara (Kaltara) dan Konfercab GMNI Bulungan.
Acara dengan tema “Bersatu Karena Kuat, Kuat Karena Bersatu” tersebut dihadiri Plt Kelapa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Norman Raga yang mewakili Gubernur Kaltara. Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Bulungan yang diwakili oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Errin Wiranda, dan Anggota DPRD Kabupaten Bulungan Farida Silviawati.
Dalam sambutan Gubernur Kaltara yang disampaikan oleh Plt Kepala Kesbangpol, Gubernur mengucapkan selamat atas terselenggaranya acara tersebut. Gubernur Kaltara juga mengapresiasi kehadiran GMNI di Kaltara sebagai mitra pemerintah dalam mengawasi jalannya proses pembangunan.
“Kami berharap GMNI tidak lagi sekedar menjadi kekuatan kritis untuk mengawal proses demokrasi, melainkan suatu kekuatan yang harus melahirkan para pemimpin bangsa yang mampu membaca peluang dalam dunia global dan membawa Indonesia sebagai negara yang maju, memilki daya saing, mandiri, sekaligus bermartabat,” ujar Norman.
“Kami harapkan kontribusi aktif, masukan yang konstruktif, saran yang solutif atas apa yang menjadi kekurangan pemerintah selama berproses menuju Kaltara yang Berubah, Maju, dan Sejahtera,” tambahnya.
Ketua DPC GMNI Kabupaten Bulungan Martinus Nampur juga menyampaikan apresiasi nya atas kehadiran Pemerintah Provinsi dalam acara tersebut. Dalam kesempatan tersebut Martinus juga menyampaikan harapan GMNI kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara terkait isu pemindahan ibukota negara.
“Perlu menjadi catatan penting saat ini adalah kesiapsiagaan pemerintah dalam pemindahan ibukota negara. Karena kita ketahui pemindahan ibukota negara ini punya dampak positif dan negatif, lalu sejauh mana pemerintah Kaltara untuk menghadapi tantangan – tantangan seperti itu,” ujar Martinus.
Menurut Martinus, pemerintah harus mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi tantangan yang akan datang, sehingga masyarakat tidak ketinggalan ketika Ibukota negara baru terbentuk. Persiapan yang dimaksud adalah dalam bentuk pelatihan – pelatihan kerja untuk meningkatkan kompentensi pekerja lokal.
“Jadi pekerja – pekerja di sini disiapkan sejak dini, agar ketika jadi dipindahkan (ibukota negara, red) kita sudah bersedia. Ketika ada kesempatan kita bisa menempatkan warga lokal, tidak lagi menempakan tenaga kerja asing, yang katanya pemerintah kompetensi nya (pekerja lokal, red) kurang. Disinilah pentingnya pelatihan – pelatihan kerja,” pungkasnya. (wn/dkispkaltara)
Leave a Reply
View Comments