ANJUNG SELOR-Calon investor dari dalam maupun luar negeri di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dipastikan mulai bermunculan.
Terbaru berasal dari salah satu negara Asia Tenggara yang terhimpun dalam sub regional kerja sama BIMP-EAGA.
Yatu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA). Serta IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Hal terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) Penguatan Peran Perwakilan Republik Indonesia di Wilayah Kerja Sama Ekonomi Sub Regional BIMP-EAGA dan IMT-GT secara virtual, Senin (21/4).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Pemprov diwakili oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melalui Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Perencanaan, Promosi dan Kerja Sama Penanaman DPMTSP, Fitriana beserta jajarannya.
Adapun salah satu pengusaha asal Malaysia melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kinabalu yang tertarik berinvestasi di Bumi Benuanta adalah Kim Teck Cheong Consolidated Berhad.
“Rencananya mereka ingin membangun pabrik roti di Kaltara Indonesia,” ungkap Fitriana.
Tindak lanjut dari rencana kerja sama ini, pihak investor meminta sejumlah informasi potensi dan aturan yang diberlakukan Pemerintah Indonesia melalui Pemprov Kaltara.
“Seperti peraturan Penanaman Modal Asing (PMA), ketersediaan lahan yang lokasinya dekat pusat kegiatan masyarakat dan lembaga yang melakukan riset pasar di Kaltara,” sebutnya.
Ketertarikan salah satu investor itu berawal dari paparan Pemerintah Indonesia terkait profil dan peluang investasi yang dimiliki Ibu Pertiwi.
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Bidang Perekonomian RI, Nety menerangkan Indonesia membagi economic corridor ke dalam enam koridor.
Sementara untuk BIMP-EAGA dibagi dalam tiga kelompok economic corridor. “Kaltara masuk dalam west borneo economic corridor,” kata Nety dalam paparannya.
Kerja sama koridor ekonomi tersebut, jelas Nety, sebagai penguatan kerja sama ekonomi berbasis wilayah.
“Umumnya wilayah yang saling berdekatan atau yang memiliki kesamaan tertentu,” tuturnya.
Untuk diketahui, rakor ini dihadiri oleh KJRI Tawau Sabah, KJRI Kinabalu, KJRI Kuching, KJRI Kuala Lumpur, KJRI Manila, KJRI Davao, KJRI Bandar Sri Begawan dan lainnya. (Rahman-DPMTSPKaltara/sur)
Leave a Reply
View Comments