Dipengaruhi Pandemi, IPM Kaltara 2020 Turun

ilustrasi

TANJUNG SELOR – Pandemi berdampak pada merata sektor kehidupan. Hal ini berpengaruh pada capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) 2020. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara per Senin (4/1), IPM Kaltara 2020 sebesar 70,63. Ini lebih rendah 0,52 poin dibandingkan IPM Kaltara 2019 yang mencapai 71,15. Hal ini terjadi untuk pertama kalinya sejak 2013, yang rata-rata terus mengalami peningkatan IPM. BPS mencatat, rata-rata pertumbuhan IPM Kaltara per tahun sebesar 0,55 persen.

Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie menyebutkan, meski mengalami penurunan, sejatinya indikator penyusun IPM Kaltara mengalami kenaikan. Utamanya, indikator Usia Harapan Hidup (UHH) yang mencapai 72,59 tahun atau tumbuh 0,07 persen. Lalu harapan lama sekolah sebesar 9 tahun atau tumbuh 0,70 persen, dan rata-rata lama sekolah mencapai 12,93 persen atau tumbuh 0,67 persen.

“Yang mengalami penurunan adalah pengeluar per kapita disesuaikan yang mencapai Rp 8.756.000 atau turun 6,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Gubernur.

Penurunan IPM ini, juga telah terprediksi sebelumnya. Dimana, berdasarkan kajian UNDP, IPM dunia akan turun sebesar 2 poin akibat pandemi yang terjadi di seluruh dunia. “IPM 2020 Kaltara ini, masih berada pada status tinggi,” jelas Irianto.

Untuk wilayah Kaltara, BPS mencatat 3 kabupaten/kota juga berstatus tinggi yakni Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan dan Malinau. Sementara Kabupaten Tana Tidung dan Nunukan, berstatus IPM sedang. “Untuk IPM tertinggi di Kaltara, adalah Kota Tarakan yang mencapai 75,83. Sementara penurunan IPM tertinggi di Kaltara adalah Tana Tidung yang minus 1,20 persen,” urai Gubernur.

Untuk regional Kalimantan, Kaltara berada pada peringkat ke-4 untuk IPM 2020. Dimana, IPM terendah dicapai oleh Kalimantan Barat yang mencapai 67,66, dan IPM tertinggi di Kalimantan diperoleh Kalimantan Timur (Kaltim), sebesar 76,24.(humas)